December 4, 2010

Adakah Yesus mengaku Allah?


Bism al-Abi wa al-Ibni wa ar-Rûh al-Quddusi, al-Ilahu al-Wâhid, Amin

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, Allah yang Maha Esa, Amin





SYALÔM ALEIKHEM,
AS-SALÂMU'ALAIKUM!


Latar Belakang

Akhir-akhir ini dalam situs pertemanan “Facebook” banyak sekali bermunculan group-group yang bernuansakan SARA. Kekristenan sering menjadi “bulan-bulanan” dalam forum tersebut. Mereka menuduh Kekristenan sekarang ini sudah menyelewengkan ajaran dari Yesus tentang keesaan TUHAN. Bagaimana mungkin Yesus yang adalah seorang manusia biasa atau seorang Nabi dipertuhankan oleh umat Kristen. Padahal tidak pernah ada satupun ayat-ayat di Injil yang menunujukkan pengakuan Yesus bahwa Dia adalah TUHAN dan minta disembah. Malah Yesus menegaskan bahwa hanya Allah saja yang disembah. Demikian tuduhan-tuduhan yang sering mereka lontarkan pada Kekristenan. Untuk itulah saya mengambil judul “Adakah Yesus mengaku Allah?” Pada tulisan ini saya akan mencoba membahas lebih dalam lagi bagaimana ketuhanan & keilahan Yesus sampai dengan tuntas.

Jika kita mempelajari Alkitab berdasarkan konteks budaya Yudaisme pada abad pertama kita akan menemukan bukti-bukti yang menunujukkan keilahian & ketuhanan Yesus. Disini saya akan mencoba menjelaskan satu persatu bukti pengakuan Yesus yang mengejutkan akan diriNya sebagai Kalimatullah (Firman Allah), tentu saja berdasarkan konteks kebudayaan Yudaisme.

Di dalam hukum kebudayaan Yudaisme tidak boleh mengucapkan nama “YHWH” dengan sembarangan. Umat Yahudi menyebut “Adonay” (Tuhan) atau Ha Syem (Nama segala nama) sebagai pengganti “YHWH.” Jadi jangan mengharapkan Yesus mengaku diri Allah. Ini sangat bertentangan dengan hukum Yahudi. Inilah yang tidak pernah diketahui oleh penuduh-penuduh itu. Untuk itulah mereka harus mengetahui bagaimana kebudayaan Yudaisme pada saat itu. Tentu saja penguasaan original text Alkitab juga tidak boleh dilewatkan. Agar tidak sembarangan menyerang Kekristenan dengan metode hitam putih atau main “hantam kromo.”


Pengakuan Yesus : “Ego Eimi

Ketika Yesus sedang bercakap-cakap dengan orang Yahudi, secara mengejutkan Yesus bersabda demikian dalam "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi (Genesthai), Aku telah ada(Ego Eimi).” (Joh 8:58) Pengakuan Yesus ini membuat Dia hampir dibunuh. Mengapa bisa terjadi demikian? Ternyata dalam kebudayaan Yudaisme Perjanjian Lama, kata “Ego Eimi” ini adalah kata ganti diri yang hanya digunakan oleh YHWH. Ungkapan “Ego Eimi” ditemukan dalam Septuaginta atau Perjanjian Lama yang diterjemahkan dalam bahasa Yunani jauh sebelum jaman Yesus. “Ego Eimi” diterjemahkan dalam bahasa Ibrani adalah “Ani Hu.” Ketika Allah hendak mengutus Nabi Musa, Dia mengungkapkan akan diriNya sebagai “Ego Eimi” yang berarti “AKU ada.” Karena pengakuan inilah Dia hampir dibunuh orang-orang Yahudi. (Joh 8:59)Yesus ingin menujukkan bahwa jauh sebelum Abraham diciptakan, Yesus sudah ada sebagai Firman Allah. Dan Firman Allah adalah Allah sendiri. Sehingga tuduhan-tuduhan mereka yang mengatakan bahwa Yesus tidak pernah mengaku diri Allah terjawab.


Ungkapan disetiap awal sabda Yesus : “Amien, geir amar Ana lekhon.. 

Apabila kita teliti mempelajari Injil maka kita akan sering mendapatkan Yesus slalu mengucapakan “Amin” di awal sabda-Nya: “sesungguhnya Aku berkata kepadamu” Atau dalam bahasa Aramnya (bahasa yang sehari-hari digunakan oleh Yesus) adalah : “Amien, geir amar Ana lekhon” Tidak seperti nabi2 lain (dalam perjanjian lama) yang akan menyampaikan Firman Allah, diawal sabda nabi tersebut selalu mengatakan : “demikian Firman Tuhan..” atau “Firman Tuhan datang kepada..” dan “Amin” diucapkan diakhir sabda nabi-nabi tyersebut. Tetapi Yesus berbeda dengan nabi2 tersebut. Yesus tidak pernah mengatakan : “Firman Allah berkata pada-Ku demikian…” Tetapi di awal sabda-Nya Dia selalu mengatakan : “ Amien, geir amar Ana lekhon... ” atau “sesungguhnya Aku berkata kepadamu.. ” Mengapa demikian? Firman itu tidak diberikan/disampaikan oleh Allah pada Yesus. Karena Yesus sendiri adalah Firman Allah yang nuzul menjadi manusia. <span>Yesus ingin menekankan bahwa Dia sedang bersabda atas diri-Nya sendiri sebagai Firman Allah</span>. Oleh sebab itu di awal sabdaNya tidak pernah Dia mengatakan : “Firman Allah berkata padaku demikian.” Itulah yang membedakan Yesus dengan nabi-nabi dalam Perjanjian Lama. Satu bukti lagi akan keilahian Yesus terjawabkan.


Jesus the Son of Man

Mungkin kita tidak asing dengan nama Kahlil Gibran. Dia adalah seorang penyair asal Libanon. Banyak yang tidak tahu bahwa Kahlil Gibran adalah seorang penyair Kristen Arab. Padahal buku-bukunya sangat laris dikalangan santri-santri di Indonesia. Sampai-sampai salah satu bukunya yang berjudul “Jesus the Son of Man” si penerjemah menulis demikian, : “Kalau selama ini gereja mengenalkan Yesus sebagai Tuhan, kali ini Kahlil Gibran mengenalkan Yesus sebagai manusia biasa.” Si penerjemah ini tidak mengetahui latar belakang Kahlil Gibran memberi judul “Jesus the Son of Man” yang dia ambil dari nubuat nabi Daniel akan kedatangan “Anak Manusia.”

Suatu ketika Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu? " (Mat 16:13) Yesus ingin menegegaskan pada murid-muridNya bahwa Dia-lah yang dinubuatkan nabi Daniel. Dalam kitab Daniel 7:13-14 tertulis demikian :

חזה הוית בחזוי ליליא וארו עם־ענני שׁמיא כבר אנשׁ אתה הוה ועד־עתיק יומיא מטה וקדמוהי הקרבוהי׃ ולה יהיב שׁלטן ויקר ומלכו וכל עממיא אמיא ולשׁניא לה יפלחון שׁלטנה שׁלטן עלם די־לא יעדה ומלכותה די־לא תתחבל

Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Laludiberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah “

Ayat ini menceritakan tentang penglihatan nabi Daniel tentang akhir jaman kelak. Dalam penglihatannya nabi Daniel tidak begitu jelas melihat siapakah yang datang dengan awan-awan itu. Namun dia melihat sosok seperti “ Anak Manusia” yang tampak secara jasmaniah. Tetapi sosok “ Anak Manusia” yang dilihat dalam penglihatannya ini berbeda dengan manusia biasa. Sosok “Anak Manusia” dalam penglihatan nabi Daniel adalah sosok yang ilahi. Karena segala kekuasaan dan kemuliaan diberikan oleh “Yang Lanjut Usia” itu kepada “Anak Manusia” bahkan kekuasaannya (Anak Manusia) adalah kekuasaan yang kekal tidak akan lenyap dan tidak akan musnah. Penglihatan nabi Daniel sesuai dengan pengakuan Yesus: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. ” (Mat 28:18 )

Yesus hendak mengakui yang diriNya adalah “Anak Manusia” dalam penglihatan nabi Daniel. Jadi sekali lagi dalam gelar “Anak Manusia” ini Dia ingin mengakui bahwa diri-Nya adalah Allah dalam hakekatnya sebagai Kalimatullah/Firman Allah. Kemudian di ayat 20 Yesus bersabda : “dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Jika memang Yesus adalah manusia biasa mungkinkah Dia akan menyertai umatNya sampai akhir jaman? Silahkan anda jawab sendiri.


Kemudian dalam Yohanes 14:6 berbunyi demikian : "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. ” Nabi-nabi dalam kitab Perjanjian Lama adalah penunjuk jalan karena mereka menerima Firman dari Allah. Sangat berbeda dengan Yesus. Yesus tidak pernah mengatakan : “Aku penunujuk jalan.” Tetapi Dia mengatakan : "Akulah jalan…” Tidak seperti nabi-nabi lain yang hanya sebagai penunjuk jalan. Yesus adalah Jalan Kebenaran itu sendiri, karena Dia adalah Firman yang memberikan hidup. Sekali lagi, jika Yesus manusia biasa pangkatNya apa berani berkata seperti itu?

Dan masih banyak lagi bukti-bukti lain yang menunjuk akan keilahian Yesus tanpa harus mengaku diri Allah dan minta disembah. Justru itu sangat bertentangan dengan hukum Yahudi yang melarang keras mengucapkan nama TUHAN dengan sembarangan.

Demikianlah penjelasan atas tuduhan mereka terhadap Kekristenan. Sehingga tuduhan mereka yang mengatakan tidak adanya bukti akan keilahian Yesus hanya menjadi cerita isapan jempol saja. Kemuliaan hanya milik Allah penguasa semesta alam dalam nama Sayidina Rabboni ‘Isa al-Masih, Kalimatullah dan Junjungan Agung yang sejati, yang Pertama dan yang Terakhir, Yang telah wafat bagi kami semua dan yang telah bangkit kembali, yang telah nuzul (turun) dari Surga dan sudah kembali ke sana; semoga kemuliaan-Mu terpancar ke dalam hati setiap manusia dan pembaca. Amin. Wassalamu’alaikum bismir Rabbina Yasu’ al-Masih!

1 comment:

  1. Markus 12:28-34.. dialog Yesus dengan Ahli Taurat, tentang hukum yang paling utama.

    Dalam dialog tersebut Yesus tidak mengungkapkan bahwa dirinya adalah Allah juga, bahkan membenarkan iman ahli taurat tersebut dengan mengatakan bahwa "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!"..

    Apabila ahli taurat tersebut tidak mengimani Yesus adalah Allah, tentu kita tidak dapat menyalahkan, karena dia sendiri sudah dibenarkan imannya oleh Yesus.

    Mengapa Yesus menjelaskan dirinya adalah Allah menggunakan simbol2, bukan bahasa yang lugas ? Apakah pada saat Yesus masih hidup murid2nya sudah menganggap Yesus sebagai Allah ? Kalau sudah, mengapa murid2 Beliau begitu berani menghianati Allah-nya, yang Maha segala-galanya ?

    Terimakasih.

    ReplyDelete