Pada kesempatan tanya jawab pada acara ceramah soal ‘Nama Allah’ baru-baru ini, ada peserta yang bertanya: “Bolehkah umat kristen mengucapkan Bismillah? Soalnya, bukankah itu ucapannya orang Arab dan Islam?” (Bismillah dalam bahasa Indonesia adalah ‘Dalam Nama Allah’).
Pertanyaan ini timbul dilatar belakangi kekurang-tahuan yang dicampur-adukkan dengan prasangka dan sikap alergi terhadap semua yang berbau Arab dan Islam, seakan-akan yang Arab itu pasti Islam dan yang Islam itu pasti Arab. Kerancuan berfikir demikian seharusnya hilang dari pemikiran karena Arab tidak identik dengan Islam, dan orang Arab yang beragama Yahudi dan Kristen sudah jauh ada sebelum adanya agama Islam, dan bahasa Arab sudah hadir di Timur Tengah jauh sebelum penulisan Al-Quran.
Dalam Alkitab Perjanjian Lama, di masa Raja Salomo sudah disebutkan adanya raja-raja Arab (1Raj.10:15). Dalam kitab Yesaya orang Arab sebagai pengembara yang berkemah (nomad, Yes.13:20), Arabia disebutkan dalam Yes.21:13, dan Yeremia menyebut orang Arab yang di padang gurun (Yer.3:2). Dalam Perjanjian Baru sudah disebutkan bahwa ada orang Arab hadir dalam peristiwa di hari Pentakosta dan mendengar kotbah Petrus dalam bahasa Arab (Kis.2:11), demikian juga rasul Paulus dalam pertobatannya pergi ke tanah Arab dan Siria (Gal.1:17) dan Hagar (Ibu dari Ismael yang adalah salah satu jalur nenek-moyang Arab) disebut sebagai gunung Sinai di tanah Arab (Gal.4:25). Semua yang disebutkan disini terjadi jauh sebelum kehadiran agama Islam di abad-7M.
Pada konsili-konsili awal Gereja Kristen mula-mula, sudah ada wakil orang Arab beragama Kristen dan beberapa uskup berbangsa Arab hadir disitu. Di tahun 225 terdapat keuskupan di Beth-Katraye di wilayah Quatar. Kekristenan mengalir ke suku-suku Himyar, Ghasan, Taglib, Tanukh, Tayy dan Quda’a, jauh sebelum kedatangan agama Islam. Seorang ratu Arab, Maria namanya, beragama Kristen. Dia pernah mengundang uskup Musa untuk tinggal di tengah bangsanya (Anton Wessels, Arab dan Kristen, BPK-GM, 2002, hlm.33, dikutip dari Azis A. Atiya, A History of Eastern Christianity, London, 1968, hlm.258).
Sekarang bagaimana dengan ucapan Bismillah yang artinya ‘Dalam Nama Allah’ itu? Nama Allah itu nama Tuhan siapa dan yang mana? Tuhan orang Arab atau juga Allah orang Yahudi dan Kristen dalam bahasa Arab?
Menarik untuk diketahui bahwa dalam Tenakh Yahudi, kata ‘Alaah’ (hla, alef-lamed-he) bisa berarti ‘sumpah’ (1Raj.8:31;2Taw.6:22) tetapi juga menjadi kata dasar dari kata ‘Eloah’ dan ‘Elohim’. Fakta menunjukkan juga bahwa kata ‘Alaah’ (hla) dalam kitab Ezra 5:1 sekalipun ditulis dalam aksara Ibrani dimengerti dalam bahasa Aram sebagai ‘Alaah’ yang artinya sama dengan El/Elohim/Eloah Ibrani (ayat itu berbunyi ‘Bashum Alaah Yisraeel’ - Dalam Nama Allah Israel. Dalam Ezr.6:14 juga ditemukan kalimat ‘Alaah Yisraeel’ – lihat Interlinear Bible dalam PC Study Bible. Bandingkan ini dengan ‘Elohe Yisrael’). Perlu diketahui bahwa dalam Tenakh (PL) sebagian kitab Ezra (4:8 – 6:18;7:12-26), Daniel (2:4b – 7:28), dan Yeremia (10:11) ditulis dalam bahasa Aram tetapi dengan aksara Ibrani.
Jadi nama Allah itu sudah lama dipakai dikalangan Israel yang berbahasa Aram dimana Ezra menuliskannya dalam suratnya, dan ucapan ‘Bashum Alaah’ (Ezr.5:1) dalam bahasa Aram yang dalam bahasa Arab menjadi ‘Bismillah’ sudah lama digunakan oleh orang Yahudi jauh sebelum ada agama Islam. Kita tahu bahwa bahasa Aram itu salah satu nenek-moyang bahasa Arab.
Kelompok Pemuja Nama Yahweh yang sangat alergi nama ‘Allah’ dalam ‘Kitab Suci Taurat dan Injil’ menerjemahkan Ezr.5:1;6:14 (Alaah Yisraeel) sebagai ‘Eloim Israel’ dan dalam ‘Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan’ menerjemahkannya sebagai ‘Tuhan Israel.’ Jadi, dalam konteks ayat-ayat Ezr.5:1;6:14, sebenarnya para pemuja nama Yahweh dalam kedua Kitab Suci itu mengakui juga bahwa ‘Allah adalah Eloim dan Tuhan Israel.’
Pada Konsili Efesus (431) wilayah suku Arab Harits dipimpin uskup bernama ‘Abd Allah’ (Hamba Allah). Inskripsi Zabad (512) diawali ‘Bism al-Ilah’ (Dalam nama Allah) lengkap dengan tanda salib diikuti nama-nama Kristen, demikian juga Inskripsi ‘Umm al-Jimmal’ (abad-6) menyebut ‘Allahu ghafran’ (Allah yang mengampuni). Inskripsi ‘Hurran al-Lajja’ (568) dan inskripsi lain pra’Islam’ dari lingkungan Kristen menggunakan nama Allah pula. Jadi, umat Yahudi & Kristen berbahasa Arab sudah menggunakan nama ‘Allah’ jauh sebelum kelahiran agama Islam, dan ucapan Bismillah sudah digunakan oleh orang Yahudi berbahasa Arab, lama sebelum ada Islam bahkan pada abad-5sM sudah ditulis Ezra dalam kitabnya, dan tentu saja orang Kristen berbahasa Arab sejak abad-1 juga sudah menggunakannya. Rupanya, karena ucapan ‘bismillah’ sudah umum diucapkan oleh umat Yahudi dan Kristen berbahasa Arab sebelum kehadiran agama Islam, waktu penulisan Al-Quran, ucapan itu digunakan sebagai pembuka setiap Surat/surah.
Dari hal di atas kita tahu bahwa nama Ilah/Allah dalam bahasa Arab adalah padanan nama ‘El/Elohim/Eloah’ bahasa Ibrani dan ‘Alah/Alaha/Elah/Elaha’ dalam bahasa Aram Siria (kata sandang definitif ‘ha’ dalam bahasa Ibrani tidak biasa digunakan bila menunjuk pada El/Eloah/Elohim), dan ucapan Bismillah sekedar ucapan peneguh iman ‘Dalam Nama Allah.’
Kita harus sadar adanya kenyataan bahwa sekarang ada 4 (empat) versi Alkitab dalam bahasa Arab yang digunakan umat Kristen berbahasa Arab dan ke-empatnya menggunakan ‘nama Allah,’ dan dalam keempat versi itu, Ezr.5:1 ditulis ‘Bismillah’ juga. Itu tidak berarti bahwa Alkitab bahasa Arab meniru ucapan dalam Alquran (Dalam Al-Quran ucapan ‘Bismillah’ menjadi pembuka setiap surat), karena sudah terbukti umat Yahudi dan Kristen berbahasa Aram/Arab sudah jauh sebelum Islam menggunakan nama dan ucapan itu. Saat ini bangsa Arab yang beragama Kristen jumlahnya sekitar 10 juta orang dan semuanya menggunakan ‘nama Allah’ dan mengucapkan ‘Bismillah’ juga!
Berdasarkan hal ini, pertanyaan peserta yang disebutkan di awal artikel ini bisa dijawab bahwa tidak ada salahnya kalau kita mengucapkan kata ‘Bismillah’ (dengan pengertian Alaah Yisraeel) kalau berhadapan dengan orang Arab atau yang beragama Islam, dan kalau kita ditanya mengapa menggunakan ucapan itu, kita dapat menjawab bahwa dalam Alkitab Perjanjian Lama sudah tertulis ucapan itu dalam dialek Aram yaitu ‘Bashum Alaah’ (Ezr.5:1, abad-6sM), 13 abad sebelum Al-Quran ditulis, Satu abad sebelum agama Islam lahir, Inskripsi Zabad dari kalangan Kristen Arab sudah menuliskan ‘Bism al-ilah’ yang menunjukkan bahwa secara lisan ucapan itu sudah dipakai oleh umat Yahudi dan Kristen yang berbahasa Arab jauh sebelum digunakan dalam Al-Quran.
Salam kasih dari Redaksi www.yabina.org
masuk masuk ....
ReplyDeleteartikelnya bagus
berarti menegaskan bahwa kata Allah sudah di ajarkan sebagai Tuhan yang esa dalam perjanjian lama
yang menunjukan bahwa Tuhan yang sesungguhnya hanya Allah
dan sudah di yakini oleh bangsa israel saat itu
sebagaimana dalam quran
sebelum diupdate pada perjanjian baru
menjadi Allah dengan tiga pribadi
good artikel
http://kristendalamfakta.blogspot.co.id/
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSeperti yg diajarkan Islam kepada kami kesimpulannya agama Islam ialah penerus agama dari Yahudi atau Nasrani .. sebetulnya ketiga agama ini adalah 1 agama .. semua mengajarkan Allah adalah Tuhan yg esa sebelum Islam lahir berarti Yahudi dan Nasrani juga mengajarkan hal yg sama? Dan disinilah saya semakin yakin bahwa Islam ialah rahmatan lilalamin
ReplyDeleteagak menyinggung ya , secara tidak langsung ente ngomong islam paling good , wajar anda ngomong kaya gitu karena itu agama anda .. tapi cukup simpan dalam hati bray karena dapat menyinggung kami umat kristus
DeleteYa... memang nyontek dan malah banyak yg diubah2 dari alkitab
ReplyDelete