March 5, 2011

Bagaimanakah sikap dan waktu doa?

dari website http://katolisitas.org/2008/09/29/bagaimanakah-sikap-dan-waktu-doa/



Pertanyaan:

Kel. Stefanus Tay yang dikasihi Tuhan.
Bagaimanakah sebaiknya sikap kita berdoa?.
Sikap doa Tuhan Yesus dan rasul2Nya bermacam-macam al. : berdiri (Mrk.11:25), Yesus menengadah ke langit (Yoh.17:1), dengan menadahkan tangan yang suci (I Tim.2:8), Paulus berlutut (Kis.20:36), berlutut dan berdoa (Luk.22:41), sujud dan berdoa” (Mat.26:39), merebahkan diri ke tanah dan berdoa (Mrk.14:35), “Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa” (Ef.3:14), “maka tersungkurlah…di hadapana Dia…dan menyembah Dia…“ (Why.4:10). dsb.nya.
Bangsa Yahudi/ orang Israel dan Kristen Orthodox di Timur Tengah melakukan doa pada jam-jam : jam pertama, jam ke tiga, jam ke enam, jam ke sembilan, sholat senja, sholat purna bujana, sholat tengah malam.
Apakah tradisi gereja pernah melakukan cara doa pada jam-jam tertentu?.
Terima kasih atas penjelasannya. – Julius

Jawaban:

Shalom Julius,
Terima kasih untuk pertanyaannya.
I. Sikap dalam berdoa:
1) Memang benar seperti yang dikatakan oleh Julius bahwa Alkitab mencatat banyak sekali sikap berdoa, seperti berdiri, menengadah ke langit, merebahkan diri ke tanah, bersujud, dll. Namun, satu hal yang perlu dicatat disini adalah semua sikap yang terlihat (duduk, berdiri, bersujud, dll) adalah merupakan ungkapan hati. Tuhan lebih melihat apa yang ada di dalam hati daripada apa yang nampak di luar, walaupun kita tidak mengatakan bahwa ekpresi berdoa tidaklah penting, karena yang diekpresikan keluar adalah ungkapan hati. Disinilah dikatakan bahwa “Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.” (Maz 51:17). Katekismus menegaskan bahwa kegiatan kurban atau persembahan harus menjadi ungkapan kurban batin (KGK, 2100).
2) Kalau kita perhatikan, sebenarnya di dalam perayaan Ekaristi sarat dengan begitu banyak simbol, baik dari gerak tubuh, warna, dupa, lilin, dll. Semuanya adalah untuk mendukung agar umat dapat mengarahkan hati untuk bertemu dengan Tuhan. Semua hal tadi adalah sifatnya terlihat yang membantu agar hati manusia dapat bertemu dengan Tuhan sendiri. Jadi tantangan bagi kita masing-masing untuk semakin menghayati simbol-simbol yang ada di dalam Ekaristi, sehingga kita semakin dapat menghayati kurban Kristus yang diperingati dalam setiap perayaan Ekaristi.
3) Untuk prakteknya, saya ingin menganjurkan agar masing-masing dari kita mempuyai pojok doa, dimana setiap kali kita berdoa, kita dapat berlutut dan juga menyalakan lilin. Dan semua ini membantu kita untuk mengarahkan hati kepada Tuhan.
II. Waktu berdoa:
1) Tentang waktu berdoa, dalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa Tuhan memerintahkan kepada keturunan Harun untuk mempersembahkan kurban setiap pagi dan sore (Kel 29:38-41). Dan selain dua waktu ini, kita juga tahu bahwa ada doa pada jam ke 3, 6, 9 atau sekitar jam 9:00 , 12:00 dan 15:00 (Kis 2:15; Kis 10:9; 10:3,13).Dan Daud mengatakan “Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil (Maz 119:164).
2) Nah, dalam tradisi kehidupan biara, yaitu ordo Benedictus, dikatakan bahwa mereka berdoa pagi atau Prime (jam ke 1 atau waktu matahari terbit), Terce (jam ke-3 atau sekitar jam 09:00), Sext (jam ke 6 atau jam 12:00), None (jam ke-9 atau jam 15:00),Vespers (doa sore, sekitar matahari terbenam), dan Compline (doa malam sebelum tidur). Dan tambahan yang lain adalah mereka membaca Office of Matins (dapat jam 21:00, 24:00, 03:00).
3) Dan tradisi ini terus dilanjutkan sampai sekarang dalam brevier atau liturgi of the hour. Dikatakan bahwa setelah Misa, maka liturgy of the hour adalah doa yang terpenting, dimana semua umat beriman berdoa bersama dengan Gereja. Semua pastor diharuskan untuk berdoa brevier. Umat beriman dianjurkan untuk berdoa brevier, minimal doa pagi dan sore.
4) Sebagai umat yang begitu sibuk dengan kehidupan sehari-hari, kita juga dapat berdoa di sela-sela kesibukan kita. Pada waktu kita di mobil menuju kantor, kita bisa rosario, atau waktu kita berolahraga kita juga bisa berdoa. Waktu kita sibuk di kantor, kita menyempatkan untuk berdoa, walaupun singkat, mungkin cuma satu kalimat. Namun ini menunjukkan bahwa kita ingat kepada Tuhan dan membawa Tuhan dalam kegiatan yang kita lakukan sehari-hari, sehingga apa yang kita lakukan sehari-hari juga dapat dikuduskan oleh Tuhan. Namun, kita tetap membutuhkan waktu yang khusus untuk berdoa.
Demikian penjelasan singkat tentang sikap doa dan waktu doa. Mari kita bersama-sama lebih setia dalam kehidupan doa kita.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – www.katolisitas.org

No comments:

Post a Comment