disadur dari: http://www.yabina.org/artikel/2011/A'13%2011.htm
“Pada tanggal 6 November 2011, dunia Islam merayakan hari raya Idul Adha untuk mengenang karya iman nabi Ibrahim yang dipercaya menunjukkan penyerahan diri yang luar biasa dengan merelakan anaknya sebagai korban ujian Allah. Menarik untuk dilihat bahwa peristiwa ini tercatat dalam ketiga kitab suci agama semitik yang ketiganya mengaku Abraham/Ibrahim sebagai Bapa Monotheisme yang menyembah Elohim/Allah yang sama (perhatikan bahwa Al-Quran menyebut sesembahan Abraham/Ibrahim itu ‘Allah’ dan Arabic Bible menyebut nama sesembahan Abraham/Ibrahim itu ‘Allah’ juga. Kalau dalam Tanakh disebut Abraham menyembah ‘Elohim,’ dalam Al’Quran dalam bahasa Ibrani ‘Al-Quran Tirgem Avrit’ Allahditerjemahkan dengan ‘Elohim’. Nama Allah sudah digunakan orang Arab sejak berkembangnya bahasa Arab termasuk bangsa Arab yang beragama Hanif, Yahudi dan Kristen lama sebelum agama Islam lahir).”
Dalam agama Yahudi yang tercatat dalam Tanakh (menjadi PL bagi Kristen),Abraham mempersembahkan Ishak (Kej.22:1-19) dimana peristiwa ini merupakan ujian bagi iman Abraham sehingga ia kemudian dijuluki ‘Bapa Orang Beriman’ (Gal.3:6-7). Peristiwa pengorbanan anak Abraham juga diakui dan tercatat dalam Perjanjian Baru Kristen (Ibr.11:17-19). Keduanya mengaminkan bahwa peristiwa itu sekaligus menunjuk pada perjanjian Tuhan melalui Ishak dan keturunannya (Kej.21:12; Ibr.11:18), dan bagi umat Kristen, pengorbanan Ishak menunjuk kepada pengorbanan Yesus Kristus (Rm.4; Gal.3).
Berbeda dengan pendapat sebagian orang yang menganggap bahwa ‘Allah’ adalah nama dewa, Idul Adha adalah perayaan menyembah Tuhan yang bernama ‘Allah’ yang sudah dikenal bangsa Arab sejak lama setidaknya dalam peristiwa ujian bagi Abraham. Perlu disadari bahwa kaum ‘hunafa’ (tunggal hanif) bangsa Arab (terutama suku Ibrahimiyyah dan Ismaeliyyah) secara turun-temurun mengenal dan mempertahankan iman kepada ‘Allah’ Abraham itu yang diperkuat melalui perayaan Idul Adha yang merupakan ritual Islam yang meneruskan tradisi orang Hanif.
Orang Arab juga mewarisi pengetahuan mengenai Elohiml/Allah itu sebelum Abraham melalui keturunan Sem (melalui anaknya Aram) dan Eber (melalui anaknya Yoktan). Hanya, berbeda dengan kitab suci agama Yahudi dan Kristen, Al-Quran (QS.37:99-113) tidak menyebutkan siapa yang dikorbankan, namun tradisi Islam menyebut Ismael yang dikorbankan. Dari sini kita melihat bahwa agama Yahudi, Kristen, dan Islam mengenalElohim/Allah yang sama dan Abraham/Ibrahim yang sama, namun berbeda dalam pengajaran/aqidah mengenai nama yang sama itu yang berkembang dalam kitab suci dan tradisi yang dipercayai oleh masing-masing.
Tidak perlu disangkal bahwa ketika agama semitik itu menjadikan Abraham/Ibrahim sebagai bapa umat beriman dan bagi umat Islam peristiwa itu dikenang terus sebagai ‘Idul Adha,’ jadi kesamaan nama sesembahan yaitu Elohim/Allah sebenarnya mengikat ketiganya dalam satu iman kepada agama monotheisme. Namun sekalipun demikian, kesamaan itu tidak berarti bahwa segala-galanya juga sama, sebab dalam hal ajaran/aqidah mengenai nama yang sama itu dijumpai perbedaan-perbedaan.
Baik umat Yahudi maupun Kristen menyembah Elohim/Theos yang sama seperti yang dipercaya Abraham sesuai dengan Kitab Perjanjian Lama, namun bagi umat Yahudi, Elohim itu bersifat monotheisme tunggal dimana Yesus tidak diakui sebagai Tuhan melainkan hanya sebagai guru Yahudi saja. Umat Kristen menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Guru dan Tuhan dan Juruselamat manusia sesuai dengan apa yang dinyatakan dalam Kitab Perjanjian Baru (Yoh.3:16; Mat.13:13). Demikian juga dengan tradisi keturunan Ismael yang diteruskan dalam agama Islam diikuti terus dengan menjadikan Abraham bapa orang beriman namun mengajarkan aqidah yang menolak penebusan Tuhan Yesus Kristus dikayu salib sehingga meneriskan tradisi Idul Adha yang bersifat kurban dan amal baik.
Tradisi Idul Adha sekaligus mengingatkan kita bahwa baik agama Yahudi maupun Islam masih menggunakan ‘kurban, dan amal baik’ sebagai jalan keselamatan. Mereka belum mengenai jalan anugerah keselamatan melalui penebusan Tuhan Yesus Kristus yang adalah ‘Allah yang menyertai kita’ (Imanuel). Nama Yesus Kristus dan Injil keselamatan yang dibawa-Nya inilah yang perlu disampaikan kepada umat Yahudi maupun Islam dengan kasih sebagai kesaksian. ***
salam kasih dari yabina ministry
Alkitab PL (Tanakh) menyebutkan bahwa "Ishak-lah yang dibawa ke gunung Muria untuk dikorbankan....
ReplyDeletesedangkan Al-quran tidak menyebut nama siapa yang dikurbankan, namun tradisi Islam menyebut "Isma'el yang dikorbankan...
PENYESATAN SEJARAH OLEH KUASA GELAP, ngeriiiii