Pagi tadi, akhirnya kesampaian juga untuk ikut ibadah di Gereja Orthodox. Selama ini biasanya selalu di Gereja Katolik Roma, karena memang gw dibaptis dalam Gereja Katolik. Gereja Orthodox yang gw kunjungi adalah Gereja Orthodox Indonesia St. Thomas (Gereja Orthodox Rusia di luar Rusia - Keuskupan Australia dan Selandia Baru, Patriarkhat Moskow) Jl. K.H. Syafii Hadzami No.1 Gandaria Terusan, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Sebelumnya sempet tau ada sebuah Gereja Orthodox yaitu Gereja Orthodox Indonesia Holy Ephiphany (Keuskupan Singapura - Patriarkhat Ekumenikal Konstantinopel) Jl. Meriam Blok D/109 Komp. KODAM Kalimalang, Jakarta Timur. Sayang karena cukup jauh dari rumah gw, maka belum kesampaian ibadah di sana.
Mereka menyebut ibadah mereka dengan Liturgi Minggu, sama seperti Misa mingguan di Gereja Katolik. Pada pukul 8.00 gw sampai di sebuah komplek bangunan di samping dari Gandaria City yang sedang dibangun. Bangunan tersebut terdiri dari sebuah rumah besar (belum tau milik siapa) dan bangunan Gereja sendiri berada di samping belakang rumah tersebut. Sebenarnya lebih mirip sebuah kapel, karena tidak tampak bangunan yang bercirikan Kristen dari luar. Namun ternyata interiornya sungguh berbeda. Tidak ada deretan kursi seperti di Gereja pada umumnya. Tidak tampak pula patung-patung atau salib dengan tubuh Yesus seperti di Gereja Katolik. Di bagian depan Gereja dipenuhi dengan gambar-gambar Yesus, Bunda Maria, Malaikat dan Para Kudus. Gereja Orthodox menyebutnya dengan ikonografi. Tidak terlihat pula altar seperti Gereja Katolik. Ternyata altar atau yang disebut juga mezbah berada di ruangan belakang yang dipisahkan oleh tiga buah pintu.
Pada saat gw datang belum ada orang kecuali Romo yang sedang membawa bejana dupa suci mengelilingi ruangan. Romo tersebut melihat ada "orang baru" lantas sempat mengobrol sebentar dengan gw. Romo Boris namanya, asal Solo. Romo tersebut sempat memberikan selayang pandang tentang tata cara ibadah di Gereja Orthodox. Oh iya, kita harus melepas alas kaki kita sebelum memasuki ruangan Gereja. Lebih mirip di Masjid kiranya.
Ibadah dipimpin oleh seorang Imam/Prebyster yang dipanggil dengan Romo, mirip dengan di pastor di Gereja Katolik. Imam dibantu oleh seorang Diakon dalam menjalankan ibadah. Juga ada 2 orang berjubah hitam yang mirip putra-putri altar di Gereja Katolik. Nyanyian dibawakan oleh seorang perempuan berkerudung, entah apa namanya, tapi menyerupai lektor/lektris di Gereja Katolik.
Liturgi ternyata diawali dengan ibadah sholat jam ke-3 Orthodox. Dalam ibadah ini banyak sekali dibacakan mazmur Tuhan. Lamanya sholat ini kira-kira 30 menit. Setelah itu dilanjutkan dengan Ibadah mingguan, seperti misa, yang memakai liturgi St. Yohanes Krisostomos. Gereja Katolik sendiri memakai liturgi St. Gregorius. Dalam liturgi Gereja Orthodox banyak sekali dibacakan litani-litani panjang untuk Tuhan Yesus. Dalam Gereja Orthodox, Bunda Maria sering disebut sebagai Maryam Sang Theotokos yang artinya Bunda Allah. Mirip sekali dengan di Gereja Katolik.
Ibadah Sabda yaitu pembacaan Kitab Suci juga seperti di Gereja Katolik cuma berlangsung lebih lama. Injil Suci juga dibacakan oleh Imam. Selama ibadah berlangsung, umat berdiri. Umat baru diperkenankan duduk pada saat Romo berkhotbah kurang lebih selama 10 menit saja. Ada persembahan dan ada semacam Doa Syukur Agung saat pemecahan Roti dan Anggur. Pada saat itu, Romo berada ruangan belakang. Berhubung gw bukan baptisan Gereja Orthodox, maka yang diperkenankan untuk mengambil bagian dari Tubuh dan Darah Kristus hanyalah yang telah dibaptis secara Orthodox. Gw hanya mengamati dari belakang. Akhirnya ibadah yang berlangsung sekitar dua jam itu pun selesai. Umat baik yang Orthodox atau pun yang non-Othodox bersantap roti dan anggur bersama-sama sambil berbincang-bincang.
Ah, kiranya sungguh kaya Kekristenan itu. Kiranya selama ini kita hanyalah mengetahui ritus latin saja, baik Katolik maupun Protestan. Tapi ternyata Kekristenan sungguh luas dan universal adanya. Secara umum, beribadah di Gereja Orthodox cukup membawa wawasan baru bagi gw. Terasa agak sedikit asing dan cukup melelahkan karena harus berdiri sekitar 2.5 jam. Mungkin jika diberi bangku seperti gereja-gereja barat akan lebih menyenangkan. Tapi mungkin di situ khidmatnya mengikuti di Gereja Orthodox ini. Minggu depan siapa yang mau ikut dengan gw?
ps: Foto yang ikutan diposting adalah contoh dari interior Gereja Orthodox yang berada di Rusia, bukan di Indonesia. Tapi secara umum sepertinya sama...
Mereka menyebut ibadah mereka dengan Liturgi Minggu, sama seperti Misa mingguan di Gereja Katolik. Pada pukul 8.00 gw sampai di sebuah komplek bangunan di samping dari Gandaria City yang sedang dibangun. Bangunan tersebut terdiri dari sebuah rumah besar (belum tau milik siapa) dan bangunan Gereja sendiri berada di samping belakang rumah tersebut. Sebenarnya lebih mirip sebuah kapel, karena tidak tampak bangunan yang bercirikan Kristen dari luar. Namun ternyata interiornya sungguh berbeda. Tidak ada deretan kursi seperti di Gereja pada umumnya. Tidak tampak pula patung-patung atau salib dengan tubuh Yesus seperti di Gereja Katolik. Di bagian depan Gereja dipenuhi dengan gambar-gambar Yesus, Bunda Maria, Malaikat dan Para Kudus. Gereja Orthodox menyebutnya dengan ikonografi. Tidak terlihat pula altar seperti Gereja Katolik. Ternyata altar atau yang disebut juga mezbah berada di ruangan belakang yang dipisahkan oleh tiga buah pintu.
Pada saat gw datang belum ada orang kecuali Romo yang sedang membawa bejana dupa suci mengelilingi ruangan. Romo tersebut melihat ada "orang baru" lantas sempat mengobrol sebentar dengan gw. Romo Boris namanya, asal Solo. Romo tersebut sempat memberikan selayang pandang tentang tata cara ibadah di Gereja Orthodox. Oh iya, kita harus melepas alas kaki kita sebelum memasuki ruangan Gereja. Lebih mirip di Masjid kiranya.
Ibadah dipimpin oleh seorang Imam/Prebyster yang dipanggil dengan Romo, mirip dengan di pastor di Gereja Katolik. Imam dibantu oleh seorang Diakon dalam menjalankan ibadah. Juga ada 2 orang berjubah hitam yang mirip putra-putri altar di Gereja Katolik. Nyanyian dibawakan oleh seorang perempuan berkerudung, entah apa namanya, tapi menyerupai lektor/lektris di Gereja Katolik.
Liturgi ternyata diawali dengan ibadah sholat jam ke-3 Orthodox. Dalam ibadah ini banyak sekali dibacakan mazmur Tuhan. Lamanya sholat ini kira-kira 30 menit. Setelah itu dilanjutkan dengan Ibadah mingguan, seperti misa, yang memakai liturgi St. Yohanes Krisostomos. Gereja Katolik sendiri memakai liturgi St. Gregorius. Dalam liturgi Gereja Orthodox banyak sekali dibacakan litani-litani panjang untuk Tuhan Yesus. Dalam Gereja Orthodox, Bunda Maria sering disebut sebagai Maryam Sang Theotokos yang artinya Bunda Allah. Mirip sekali dengan di Gereja Katolik.
Ibadah Sabda yaitu pembacaan Kitab Suci juga seperti di Gereja Katolik cuma berlangsung lebih lama. Injil Suci juga dibacakan oleh Imam. Selama ibadah berlangsung, umat berdiri. Umat baru diperkenankan duduk pada saat Romo berkhotbah kurang lebih selama 10 menit saja. Ada persembahan dan ada semacam Doa Syukur Agung saat pemecahan Roti dan Anggur. Pada saat itu, Romo berada ruangan belakang. Berhubung gw bukan baptisan Gereja Orthodox, maka yang diperkenankan untuk mengambil bagian dari Tubuh dan Darah Kristus hanyalah yang telah dibaptis secara Orthodox. Gw hanya mengamati dari belakang. Akhirnya ibadah yang berlangsung sekitar dua jam itu pun selesai. Umat baik yang Orthodox atau pun yang non-Othodox bersantap roti dan anggur bersama-sama sambil berbincang-bincang.
Ah, kiranya sungguh kaya Kekristenan itu. Kiranya selama ini kita hanyalah mengetahui ritus latin saja, baik Katolik maupun Protestan. Tapi ternyata Kekristenan sungguh luas dan universal adanya. Secara umum, beribadah di Gereja Orthodox cukup membawa wawasan baru bagi gw. Terasa agak sedikit asing dan cukup melelahkan karena harus berdiri sekitar 2.5 jam. Mungkin jika diberi bangku seperti gereja-gereja barat akan lebih menyenangkan. Tapi mungkin di situ khidmatnya mengikuti di Gereja Orthodox ini. Minggu depan siapa yang mau ikut dengan gw?
ps: Foto yang ikutan diposting adalah contoh dari interior Gereja Orthodox yang berada di Rusia, bukan di Indonesia. Tapi secara umum sepertinya sama...
Menarik. Saya juga terrtarik dgn orthodox. Mau donk ikut kalo ke sana.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteOrtodoks itu khatolik ya...
ReplyDeleteOrtodoks itu khatolik ya...
ReplyDelete@Bunga Anggrek, Gereja Katolik adalah Gereja Barat, Gereja Rasuliah Ritus Latin (Roma), sedang Gereja Ortodoks adalah Gereja Timur, Gereja Rasuliah Ritus Timur ini terdiri dari beberapa kepatriakhan, Konstatinopel, Alexandria, Rusia, dll.
ReplyDeletegereja orthodox terpisah dari katolik. meski sekarang ada gereja gereja timur yang telah bersatu dengan katolik namun tetap dengan liturgi timur mereka.
ReplyDeleteUntuk penulis blog ini boleh minta nomornya?
ReplyDeleteOrtodoks itu Katolik juga krn Katolik itu adalah sifat gereja yg artinya universal, Katolik bukan suatu agama. Ortodoks bisa disebut Katolik Ortodoks, namun bukan Katolik Roma.