Oleh Romo Albert Hisham Naoum
ROMA, November 11, 2010 (Zenit.org) - Para martir dari Gereja "Our Lady of Salvation" sekali lagi menunjukkan kepada dunia siapa diri kita, orang-orang Kristen di Irak, dan mereka bergabung dengan para martir Gereja kita, mereka yang mengorbankan nyawa mereka kepada Kristus Tuhan kita, yang mengajar kita untuk mmemberikan kesaksian akan kebangkitan, pengampunan, harapan, cinta, iman, dan sukacita.
Darah pahlawan kita yang gugur berteriak kepada dunia dan semua umat manusia, dan mendesak orang-orang Kristen di Irak, di manapun kita berada, untuk "mengajarkan" kepada dunia tentang penderitaan dan bangkitnya Kristus yang hidup di tanah kita yang terluka.
Ya, saya mengatakan "mengajarkan" karena iman kita adalah berita baik, seperti "dulu dan akan selalu begitu." Siapa yang memiliki telinga untuk mendengar, dengarkan kita sekarang dan tahu, bahwa Kristus hidup di dalam orang-orang Kristen di Irak. Ini adalah kesaksian yang hidup dan akan terus hidup. Dan jika ada seseorang yang tidak merasakan pentingnya memberikan kesaksian didalam kehidupan, kami hanya akan berkata kepadanya dan ke seluruh dunia, yang bagi kita itu adalah kehidupan itu sendiri. Apa yang dunia sebut "tidak penting" bagi kami itu adalah "segala-galanya"!
Orang-orang Kristen dari Irak sangat menyadari bahwa Kristus yang bangkit telah mengalahkan kematian, bukan karena mereka orang beriman yang sudah dibabtis, melainkan karena, dengan Dia, mereka telah mengalami mati diatas salib beberapa kali, dan bersamanya mereka meminum cawan pahit, dan telah mengalami rasanya ditinggalkan oleh orang lain. Dan berdampingan dengan Dia mereka berjalan di jalan salib-Nya, dan jatuh di bawah beratnya salib mereka. suatu kejadian dalam serangan terhadap Gereja-Gereja mereka, satu dengan kematian, dan yang lain lagi dengan pembantaian "Our Lady of Salvation." Namun, mereka terus berdiri dan hidup dengan iman mereka, seperti yang selalu dilakukan sepanjang sejarah, berjalan di sepanjang jalan penderitaan.
Bagi orang Kristen di Irak, 31 Oktober itu bukan kali pertama mereka telah menderita, dan tidak seorang manusia, terutama mereka yang mengaku menginginkan perdamaian, tetapi sebenarnya tidak, bisa berpura-pura bahwa ini akan menjadi yang terakhir. Tapi mereka tidak menarik minat kita, karena harapan kita tidak pernah, dan tidak akan pernah, kepada mereka, tetapi kepada Dia yang mengambil salib-Nnya dan berjalan dijalan kematian untuk menjamin bahwa hidup akan berlanjut dan secepatnya menang.
Sukacita dan tragedi
Orang-orang Kristen di Irak telah mengalami dalamnya makna hidup karena mereka telah mengalami sukacitanya setelah merasakan kepahitan kesedihan. Mereka telah tinggal didalam harapan setelah mengalami kekuatan sebuah tragedi. Mereka telah mengalami gelak tawa setelah dibayar air mata, dan telah mengalami senyuman setelah melihat mereka akan hancur dengan kekerasan. Ini benar-benar orang-orang Kristen di Irak dengan hati mereka yang baik, yang mengasihi semua orang, negara mereka, dan hidup, dan ini adalah mereka yang mengampuni musuh-musuh mereka, dan menabur kebaikan dimanapun mereka berada, menyebarkan semangat perdamaian. Dan meskipun mereka menderita, mereka tidak pernah lupa untuk hidup dengan semangat Kristen mereka di setiap tempat mereka pergi.
Sebagai contoh dari semua ini saya bisa tunjukkan yaitu Gereja "Our Lady of Salvation", yang berbicara atas nama semua orang Kristen di Irak, dan yang memberikan contoh ditulis dengan darah martir tersebut.
Pernahkah Anda mendengar bagaimana mereka meninggal dalam pembantaian ini, dua imam yang berani, Wasim Sabieh dan Thaier Saad Abdal? apakah anda tahu bahwa mereka membela orang-orang awam yang beriman dan mencoba untuk menyelamatkan nyawa mereka dengan menawarkan diri mereka sendiri dari saat pertama para penjahat menginjakkan kaki di Gereja? Apakah anda tahu bahwa seorang ayah melindungi anaknya dengan cara menutup seluruh tubuh anaknya dengan tubuhnya sendiri sementara mereka berbaring di lantai, dan meninggal dalam hujan peluru sehingga anak dapat bertahan? pernahkah anda mendengar bahwa pembunuh, membunuh seorang bayi perempuan berumur empat bulan dan seorang wanita muda, yang pada hari kematiannya telah menerima berita baik, yaitu bahwa dia hamil, dan pergi ke Gereja untuk bersyukur kepada Tuhan untuk hadiah ini?
Oh manusia di dunia, ini adalah orang-orang Kristen di Irak. Dengar dan sebarkan kabar baik kepada semua orang! Dan engkau orang-orang Kristen di Irak, ketika kesedihan mengisi jiwamu dan dirimu tidak bisa membayangkan masa depan, lihat diatas sana, kepada Allah di Surga dan Bumi, dan ingat dengan baik, siapa dirimu, dan biarkan dunia tahu! Kristus tidak akan meninggalkan kita sendiri, kita adalah "kawanan kecil," dan Ia ingin kita untuk tetap selama-lamanya bersama dengan Dia, untuk iman kita yang hidup dan kasih kita untuk semua, seperti yang kita selalu lakukan, karena seperti yang Ia katakan, "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku" (Yoh 13: 35).
Kami memberikan kesaksian dengan hidup kami, sehingga dunia bisa melihat apa yang terjadi dengan kami, jadi mereka yang telah menutup telinga mereka dan mereka yang telah menutup mulut mereka akan berbicara tentang siapa kita. Kami adalah orang-orang Kristen di Irak!
[Terjemahan dari bahasa Arab oleh ZENIT]
* * *
Romo Albert Hisyam Naoum adalah Imam Kasdim Irak mempelajari ilmu komunikasi di Roma, dan merupakan teman Romo Wasim Sabieh dan Romo Thaier Saad Abdal, dua imam yang tewas dalam serangan 31 Oktober di Gereja "Our Lady of Salvation", Katolik Suriah.
Diterjemahkan dari: http://www.zenit.org/article-30926?l=english
-in modico fidelis-
Artikel terjemahan: Page Gereja Katolik