May 13, 2008

Gereja Orthodox Oriental

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.


'Gereja Ortodoks Oriental' adalah sebutan bagi komuni Gereja-Gereja Kristen Timur yang hanya mengakui ke-3 Konsili Ekumenis pertama — Konsili Nicea Pertama, Konsili Konstantinopel Pertama, dan Konsili Efesus — dan menolak keputusan Konsili Khalsedon. Karena itu komunitas ini juga disebut Gereja-Gereja Oriental Lama. Ortodoksi Oriental berbeda dari Ortodoksi Timur, meskipun sama-sama menggunakan kata ortodoks pada nama Gerejanya.

Skisma antara pihak Ortodoksi Oriental dengan pihak yang kelak disebut sebagai Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur terjadi pada abad ke-5. Perpecahan timbul akibat penolakan Gereja-Gereja Ortodoks oriental terhadap dogma Kristologis yang dikeluarkan oleh Konsili Khalsedon, yang menyatakan bahwa Yesus memiliki dua hakikat, ilahi dan insani, yang tidak terpisahkan dan hanya bertindak sebagai satu hypostasis. Bagi para Hierark (prelatus) Ortodoksi oriental, pernyataan itu sama saja artinya kembali menerima faham Nestorianisme. Sebaliknya mereka mengajukan suatu rumusan yang menitikberatkan kesatuan dari Inkarnasi di atas segala-galanya. Oleh karenanya Gereja-gereja Ortodoks Oriental kerap disebut gereja-gereja Monofisit (hakikat tunggal), meskipun mereka sendiri menolak sebutan yang berkaitan dengan Monofisitisme Eutychius itu, dan lebih menyukai istilah Gereja "non-Khalsedonia" atau Gereja "Miafisit". Gereja Ortodoks Oriental menolak faham Monofisitisme yang diajarkan Eutychius, menolak ajaran Nestorius, dan definisi Diofisit (dwihakikat) dari Konsili Khalsedon.

Pada abad ke-20, skisma Khalsedonia tidak lagi dianggap serelevan dulu, dan dari beberapa kali pertemuan antara Paus Gereja Katolik Roma dengan para patriark Gereja-Gereja Ortodoks Oriental, dihasilkanlah deklarasi-deklarasi rekonsiliasi.

Kekacauan dan skisma yang yang terjadi antara Gereja-Gereja mereka pada abad-abad kemudian, kini mereka sadari, sama sekali tidak mempengaruhi atau menyentuh substansi dari iman mereka, sebab timbul dari perbedaan-perbedaan dalam terminologi dan budaya dan dalam berbagai rumusan yang digunakan oleh sekolah-sekolah theologi yang berbeda guna mengungkapkan hal yang sama. Dengan demikian, kami kini menemukan bahwasanya tidak ada dasar yang kuat bagi skisma dan keterpisahan yang menyedihkan itu yang kemudian timbul di antara kami sehubungan dengan doktrin Inkarnasi. Dengan perkataan dan perbuatan, kami menyatakan doktrin yang benar tentang Kristus Tuhan kita, meskipun ada perbedaan-perbedaan dalam interpretasi mengenai doktrin tersebut yang timbul pada waktu Konsili Khalsedon.

Dari Deklarasi bersama oleh Sri Paus Yohanes Paulus II dan Yang Mulia Mar Ignatius Zakka I Iwas, 23 Juni 1984

Berdasarkan kanon-kanon Gereja Oriental, ke-4 uskup agung yakni dari Roma, Alexandria, Efesus (di kemudian hari dipindahkan ke Konstantinopel), dan Antiokhia diberi status sebagai patriark oleh Konsili Nicea Pertama (pra skisma). Masing-masing dari mereka berempat, bertanggung jawab atas para uskup dan gereja-gereja yang dibawahinya dalam wilayah dunia Kristiani yang menjadi bagiannya sendiri (dengan pengecualian bagi Uskup Agung atau Patriark Yerusalem, yang independen dari mereka). Jadi, Uskup Agung Roma (yakni Paus) senantiasa berada dalam persekutuan dengan yang lainnya, dan berwenang penuh dalam wilayahnya sendiri. Alasan teknis terjadinya skisma adalah karena Uskup Roma mengucilkan (ekskomunikasi) yang lainnya pada tahun 451 sebab menolak ketetapan beliau mengenai ajaran "hakikat yang terpisah" atas mereka, dengan menyatakan mereka keluar dari persekutuan dengan beliau, meskipun mereka terus mengakui beliau sebagai seorang yang setara dengan mereka. Dengan adanya deklarasi-deklarasi belakangan ini, masih belum jelas apakah Uskup Agung Roma tetap menganggap ke-3 yang lainnya dikucilkan, atau kini menganggap mereka sepenuhnya berada dalam persekutuan seperti dahulu.

Gereja Katolik Roma mengajarkan bahwa dirinyalah yang merupakan Gereja yang Satu, Kudus, katolik, dan Apostolik yang didirikan oleh Yesus; namun juga tidak menyangkal bahwa satu-satunya Gereja Kristus yang sejati eksis, meskipun tidak sepenuhnya, dalam gereja-gereja dan lembaga-lembaga gerejawi lainnya. Konsili Vatikan II dalam Konstitusi Dogmatisnya tentang Gereja (Lumen gentium, 1964, § 15), menyatakan: "dalam satu dan lain cara [umat Kristiani non-Katholik] bersama-sama dengan kita di dalam Roh Kudus, karena bagi mereka juga Ia memberikan anugerah dan rahmat-Nya, yang dengannya Ia berkarya di tengah-tengah mereka dengan kuasa-Nya yang menguduskan."

Komuni Ortodoks Oriental

Komuni Ortodoks Oriental merupakan suatu kelompok gereja dalam Ortotoksi Oriental yang menjalin komuni penuh satu sama lain. Yang termasuk di dalamnya adalah:

  • Gereja Apostolik Armenia
  • Gereja Ortodoks Koptik di Alexandria
    • Gereja-Tewahedo Ortodoks Ethiopia
    • Gereja-Tewahedo Ortodoks Eritrea
  • Gereja Ortodoks Britania
  • Gereja-Timur Ortodoks India
  • Gereja Ortodoks Suryani di Antiokhia (juga disebut Gereja Ortodoks Suriah)
    • Gereja Ortodoks Suryani Yakobit Malankara

Gereja Timur Asiria

Gereja Timur Asiria kadang kala, meskipun tidak tepat, dianggap sebagai sebuah Gereja Ortodoks Oriental. Karena sebahagian besar terpusat di wilayah Kekaisaran Persia, Gereja ini memisahkan diri secara administratif dari Gereja Besar di Kekaisaran Romawi sekitar tahun 400 Masehi, dan kemudian keluar dari persekutuan dengan Gereja Besar sebagai reaksi terhadap keputusan Konsili Efesus yang diselenggarakan pada tahun 431. Selain itu, Gereja Assyria menghormati orang-orang kudus yang di-anathema oleh Gereja Besar dan turunan-turunannya. Lagi pula Gereja Asiria menerima suatu bentuk Kristologi yang bersifat Nestorian atau mirip-Nestorian yang ditolak oleh Komuni Ortodoks Oriental.

Pranala luar


No comments:

Post a Comment